Radiographer's Freak Diary
Hola...
Ah udahlah ya, kita nggak usah
basi basi...
Oke, ini adalah sebuah diari dari
seorang Aku, yang notebane adalah seseorang mahasiswa Radiology tahun ke dua di
salah satu akademi kecil di suatu daerah yang namanya Yogyakarta, tentu
saja yang berada di pulau Jawa, negara Indonesia, terletak di benua Asia, di suatu planet yang bernama Bumi dan yang pasti disebuah galaxi yang bernama Bimasakti. Jangan dipedulikan, aku hanya menulis alamat lengkap kampusku.
saja yang berada di pulau Jawa, negara Indonesia, terletak di benua Asia, di suatu planet yang bernama Bumi dan yang pasti disebuah galaxi yang bernama Bimasakti. Jangan dipedulikan, aku hanya menulis alamat lengkap kampusku.
Sebelum aku menulis hal hal aneh
lainnya, aku menyarankan agar kalian :
1.
Jangan baca diari ini.
2.
Jangan lanjutkan membaca diari ini
3.
Tutuplah diari ini, dan
4.
Done! Kalian tidak perlu menghabiskan waktu kalian hanya untuk membaca diari aneh ini.
Oke, aku sudah menyarankan empat
hal kepada kalian, tapi jika kalian masih membacanya, aku tidak bertanggung
jawab jika nanti kalian akan menyesal.
Bab ini
diawali oleh satu kata yang sangat nge-tren dikalangan remaja susah move on.
Galau. Kenapa galau? Ah sebenarnya Galau adalah kata yang sangat umum, yang
bukan hanya dirasakan oleh remaja patah hati, susah move on, dan sebagainya
yang menyangkut tentang cinta bertepuk sebelah tangan.
Galau
adalah satu kata yang pasti akan muncul ketika kamu kelas 3 SMA, ketika
keluargamu tidak henti-hentinya menanyakan beberapa pertanyaan wajib yaitu :
1.
Lulus SMA mau kuliah dimana?
2.
Ngambil Jurusan Apa?
Ketika mendengar pertanyaan itu,
kamu mulai berpikir, berkhayal, di landa kebingungan, dan apabila kamu belum
menemukan jawaban dari dua pertanyaannya itu, kamu mulai terserang penyakit
yang namanya Galau. Selamat.
Waktu kecil kamu memiliki
cita-cita dan sangat berambisi untuk menjadikannya kenyataan, tapi pada saat
kelas 3 SMA, kamu mulai berpikir ulang dan menanyakan pertanyaan kepada dirimu
sendiri. Apa yang sebenarnya ingin aku
lakukan di masa depan? Pertanyaan itulah yang biasanya membuat sebagian
siswa kelas 3 SMA galau.
Dan seperti itulah aku. Waktu
kecil aku dengan bangga menyebutkan cita citaku yaitu sebagai dokter. Kelas 6
SD, aku masih ingin menjadi dokter. Kelas 3 SMP, aku mulai memantapkan diriku
untuk menjadi dokter, kelas 3 SMA, ketika aku menonton salah satu talk shownya
Raditya Dika, dia mengatakan bahwa Susan itu sebenernya psikopat karena
bercita-cita jadi dokter dan selalu ingin menyuntik orang, aku mulai berpikir
ulang untuk menjadi dokter.
Bukan...Bukan itu alasan
sebenarnya, aku hanya bingung apakah aku bisa jadi dokter yang baik dengan
kemampuanku saat ini? Kalian pasti tau, tanggung jawab dokter sangat besar,
menyangkut hidup dan mati seseorang, yang yah... walaupun sebenarnya kematian
memang sudah diatur, tapi tetap saja aku masih belum siap mempertanggung
jawabkan hal sebesar itu.
Ketika aku memutuskan untuk tidak
lagi bercita-cita jadi dokter, aku mulai memikirkan keinginan lain. Aku tidak
berencana mengambil jurusan selain kesehatan, entahlah, mungkin karena tujuan
utama dari pekerjaan yang ingin aku lakukan dimasa depan adalah membantu
sesama.
Tapi aku tau, dengan aku menyerah
menjadi dokter, aku telah mengecewakan kedua orang tuaku yang dengan susah
payah mengumpulkan uang hanya untuk membuatku menjadi seseorang yang mereka
banggakan. Tapi aku bersyukur keluargaku bukan tipe pemaksa, so...aku bisa dengan bebas menentukan
masa depanku.
Ada banyak pilihan profesi untuk
kesehatan selain dokter, dan ini adalah beberapa alasan mengapa aku tidak
menginginkan profesi selain dokter.
1.
Perawat
Oke, perawat
dan dokter tidak terlalu berbeda dalam segi mata kuliah, bedanya hanya di
status. Perawat adalah pembantu, dan dokter adalah majikan, ibaratkan saja
seperti itu, bukan bermaksud menyinggung atau mencela, aku hanya berpikir
layaknya anak SMA. :D #Peace
2.
Bidan
Sepanjang
hidupku, aku tidak pernah ingin menjadi bidan, kenapa? Aku hanya membayangkan
ketika aku membantu proses persalinan, dan tiba-tiba kepala bayi yang aku tarik
terlepas dari tubuhnya. 0,0
3.
Analis
Seriously, aku
pernah bercita cita ingin menjadi analizer, karena aku memang suka meneliti,
tapi ketika aku melihat kakakku yang selalu kebingungan mencari kotoran babi
hanya untuk bahan ujian, aku memutuskan untuk berkata Tidak!.
4.
Gizi
Sama dengan
bidan, aku tidak pernah menginginkan pekerjaan ini, bukan apa-apa sih, ini
hanya karena mereka selalu memasak, dan aku tidak bisa memasak. Finish! Kami
tidak akan bersatu.
Iya, waktu SMA aku hanya mengenal
empat profesi kesahatan itu. Aku mulai dilanda penyakit, kali ini Galau kronis.
Diantara empat profesi yang aku sebutkan, tidak ada yang benar-benar aku
inginkan selain dokter. Aku semakin bingung, sampai pada suatu hari Galau
kronis itu bertransformasi menjadi Tumor Galau.
Tumor Galau menyebabkan daya
tahan tubuhku menurun, apalagi dengan keluargaku yang terus menerus menanyakan
cita-citaku, membuat energi ku terkuras hanya dengan memikirkan jawaban dari
pertanyaan mereka. Pertanyaan bukan hanya datang dari kedua orang tuaku, bahkan
ketika aku bertemu dengan keluarga yang lain atau tetanggaku, mereka masih
menanyakan pertanyaan yang sama, lulus
SMA mau ngambil jurusan apa? Skakmat!. Tidak adakah diantara mereka yang
menyarankan hal hal menakjubkan dan membantuku berpikir dengan keputusan yang
akan aku ambil?.
Lagi dan lagi aku berjalan seperti
zombie, dengan banyaknya les dan pemantapan dari sekolah menjelang ujian nasional, dan keluargaku hanya
menyemangatiku dengan kata kata Belajar dan Belajar membuat Tumor Galau ku berubah
menjadi Kanker Galau yang menyebabkan kelelahan, menstruasi tidak teratur serta
magh.
Akhirnya ketika Kanker Galau
bermetastase keseluruh tubuhku, aku pun pergi ke dokter, and guess what? Diagnosis paling akurat dari dokter, yang membuatku
tidak bisa berkata apa-apalagi adalah ketika dokter wanita berkacamata disalah satu
rumah sakit di Jogja itu mengatakan bahwa aku mengidap satu penyakit parah
yaitu Stres!
Ya... Akhir dari Kanker Galau
adalah stres, dan kalian tau apa penyebabnya? Hal yang paling menyebalkan yaitu
Ujian Nasional!, Dengan senyum manisnya, dokter itu berkata bahwa aku stres
karena terlalu memikirkan ujian nasional yang hanya tinggal menghitung hari. Sebenarnya
diagnosa dokter itu memang tidak sepenuhnya salah, aku sangat membenci ujian
nasional, kenapa? Bagaimana bisa masa depan seseorang hanya ditentukan oleh
selembar kertas dengan dua pilihan, lulus atau tidak. -,-‘
Aku memutuskan untuk pulang,
diperjalanan melalui lorong rumah sakit, ada satu ruangan yang pintunya
terbuka, sekilas tampak beberapa alat besar, dan seseorang yang sedang melihat
selembar kertas yang berisi gambar dada manusia yang hanya menampilkan tulang
rusuknya saja. Aku memutuskan untuk bertanya kepada kakakku yang memang sejak
tadi menemaniku.
“Itu mereka lagi ngapain?”
“Ronsen orang”
“Ronsen itu apa?” Aku kembali
bertanya.
“Ya itu, foto foto organ dalam
manusia”
Oh... aku hanya menganggukkan
kepalaku, mulai dari saat itu aku mulai mendapatkan secercah harapan untuk
melanjutkan mimpiku.
0 comments:
Post a Comment